PEMERINTAH DESA KETANGGUNG, MELAYANI SETULUS HATI DAN TANPA PAMRIH

Artikel

Sejarah Desa

26 Agustus 2019 15:38:09  Administrator  335 Kali Dibaca 

Joko Budug nama lengkapnya adalah Raden Haryo Bangsal Putra Raja Majapahit. Pada suatu ketika Joko Budug / R. Haryo Bangsal pergi dari rumah sampailah di desa Bayem Taman Daerah Sine Ngawi mampir ke rumah Mbok Rondo Dadapan sampai beberapa waktu.

Di dekat desa Bayem Taman ada Kerajaan yang namanya Kerajaan POHAN. Raja POHAN mempunyai Pohon Pisang Pupus Cinde Mas, di Gunung Liliran, Pada musim kemarau pohon pisang Pupus Cinde Mas layu. Raja Pohan mengadakan Sayembara “Barang Siapa yang bisa mengalirkan air ke pohon pisang Pupus Cinde Mas, Kalau laki-laki akan dijodohkan dengan putrinya, kalau wanita akan dijadikan Sedulur Sinorowati / anak angkat“. Joko Budug mendengar bahwa Raja Pohan mengadakan sayembara, Beliau pamit akan mohon do’a restu pada Mbak Rondo Dadapan, Mbok Rondo Dadapan merestui akhirnya Joko Budug mengikuti Sayembara tersebut.

Dengan kesaktiannya Joko Budug berhasil membuat terowongan dengan tangan kosong, sehingga air mengalir ke tanaman pohon pisang Pupus Cinde Mas. Akhirnya Joko Budug akan dikawinkan dengan Putri Raja Pohan.

Berhubung Joko Budug badannya rata penyakit kulit/gudig. Raja Pohan memerintahkan Patih untuk memandikan/mbilasi Joko Budug di Sendang Gampingan sekarang dukuh Gamping.

Sang Patih melaksanakan perintah Raja. Sang Patih agak kurang pendengarannya/tuli Perintah Sang Raja untuk mbilasidi dengar sang patih untuk Nelasi. Sampai disekat Sendang Gampingan Joko Budug dihabisi/dibunuh. Setelah itu dibuatkan lubang kubur sepanjang orang biasa, setelah dimasukkan ternyata tidak muat, jasadnya tidak bisa masuk lubang kubur dan penjangnya ditambah lagi mencapai 11 (sebelas) meter. namun tidak cukup juga.

Pada waktu itu sesepuh Kerajaan Pohan mendapat wangsit agar Joko Budug dimakamkan bersama Calon Istrinya (anak Raja Pohan) di gunung Liliran. Akhirnya Joko Budug di makamkan digunung Liliran bersama calon istrinya.

Akhirnya Sang Raja Majapahit mendengar kematian Putranya (Joko Budug) jasad keduanya di bawa ke Majapahit. Demikian cerita singkat Makam Joko Budug alias R. Haryo Bangsal yang terletak di Gampingan yang sekarang di sebut dukuh Gamping dan di gunung liliran tinggal petilasan makam. Sampai sekarang Petilasan Makam Joko Budug (R. Haryo Bangsal) yang berada di Gamping maupun di Gunung Liliran banyak pengunjung yang ziarah terutama pada malam Jum’at Legi bulan Suro. 

 

Nama Ketanggung Sendiri Diambil dari asal  kata Tanggung , karena saat melarikan Diri Putri Raja Pohan ingin berlari Ke utara di hadang Pasukan , berlari ke Selatan Di hadang pasukan, Ke Timur terhalang jurang ke barat Terhalang Gunung maka ia akan berlari kearah mana dia kebingungan dan duduk bersimpuh , lokasi ia duduk itulah menjadi asal Muasal nama  Desa Ketanggung

 

 

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image  
 

 Statistik

 Agenda

 Aparatur Desa

Back Next

 Komentar

 Media Sosial

 Peta Wilayah Desa

 Peta Lokasi Kantor


Kantor Desa
Alamat : JL RAYA KETANGGUNG -SINE KM 05 .KETANGGUNG.SINE.NGAWI
Desa : Ketanggung
Kecamatan : Sine
Kabupaten : Ngawi
Kodepos : 63264
Telepon : 081285170408
Email : ketanggungdesaku@gmail.com

 Statistik Pengunjung

  • Hari ini:37
    Kemarin:62
    Total Pengunjung:40.597
    Sistem Operasi:Unknown Platform
    IP Address:3.131.38.39
    Browser:Mozilla 5.0